Ekonomi diperkirakan akan semakin bergerak sebagai kasus Covid-19 mengurangi dan mengurangi kebijakan pelaksanaan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM). Karena penurunan dalam kasus dan percepatan vaksinasi memiliki peran penting dalam mempercepat pemulihan ekonomi.
Oleh karena itu, pasar saham diperkirakan akan bergerak dalam tren positif. "" Ini juga membuat pasar bergerak menuju tren positif, "kata Presiden Direktur PT Batavia Prosperindo Management Asset Lilis Setiadi dalam paparan virtual, Selasa (28/9).
Selain itu, ada sejumlah katalis positif lainnya dari dalam negeri. Misalnya, cadangan devisa Indonesia yang tercatat tinggi pada Agustus 2021 dari US $ 144,8 miliar, PMI manufaktur Indonesia pada bulan Agustus mulai meningkat meskipun masih di zona kontraksi di level 43,7, serta tingkat bunga acuan Bank Indonesia (BI) masih ditahan sebesar 3,5%.
Memang ada tantangan dari global sekarang di mana pasar masih fokus pada menunggu hasil pertemuan Fed terkait dengan melihat pedoman lebih lanjut mengenai meruncing.
Namun, kata Lilis, jika mengacu pada Tapering pada 2013, The Fed membutuhkan waktu 10 bulan (Desember 2013 - Oktober 2014) untuk menyelesaikan tapering dan suku bunga naik 14 bulan setelah tapering berakhir.
Kepala Eceran & Usah Usah Usaha Commonwealth Ivan Jaya juga optimis bahwa pasar akan bergerak secara positif. Karena, secara historis kinerja pasar kinerja pada kuartal keempat mencatat kinerja yang lebih baik dibandingkan dengan kuartal lainnya. Berdasarkan data historis, dalam 10 tahun terakhir, rata-rata kinerja IHSG pada kuartal keempat 5,34%.
Ditambah peningkatan kesadaran investasi di masyarakat. Data dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menunjukkan bahwa per Agustus 2021, pasar modal Indonesia memiliki 6,1 juta investor, naik 99% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Dari semua investor ini, sebagian besar investor berusia 30 tahun ke bawah. Ivan melanjutkan, di masa depan, salah satu sumber potensial pertumbuhan ekonomi Indonesia dapat berasal dari sektor ekonomi baru berdasarkan teknologi.
Saat ini, penerbit ekonomi baru masih relatif kecil dengan kapitalisasi pasar yang juga tidak terlalu besar. Tetapi dengan adanya penerbit ekonomi baru yang diabaikan diperkirakan akan mengubah struktur pasar saham Indonesia.
Di sisi lain, dana yang dikumpulkan di pasar modal mencapai Rp. 257,9 triliun pada akhir Agustus atau meningkat dari periode yang sama tahun lalu yang hanya Rp. 118 triliun dan terdiri dari 35 emiten baru yang melakukan penawaran umum perdana (IPO) pada tahun 2021. "Pasar mulai membentang lagi," kata Ivan.
Menurut Ivan, strategi investasi yang dapat dilakukan sampai akhir tahun ini adalah untuk meningkatkan pangsa reksa dana dalam portofolio di mana investor dengan profil risiko seimbang adalah 30% dalam reksa dana 35% dan Penghasilan tetap, 35% reksa dana. Sementara itu, bagi investor dengan profil risiko pertumbuhan adalah 15% dalam reksa dana pasar uang, reksa dana 20% pendapatan permanen, dan 65% dari reksa dana saham.
Ivan juga menekankan untuk terus berinvestasi sesuai dengan profil risiko, tujuan investasi, dan melalui teknologi digital agar tetap aman. Investasi melalui teknologi digital juga berkontribusi untuk meningkatkan pertumbuhan investor baru, terutama generasi yang berusia di bawah 30 tahun. Commonwealth Bank sejak 2019 berfokus pada pengembangan aplikasi manajemen kekayaan, CommBank SmartWealth.
Dengan Combank SmartWealth, pelanggan dapat melakukan manajemen kekayaan lengkap yang dilengkapi dengan fitur penasihat digital di mana pelanggan dapat melihat portofolio investasi secara penuh kapan saja. Dengan fitur transaksi untuk membeli reksadana dan obligasi ritel, pelanggan dapat secara nyaman bertransaksi kapan saja dan di mana saja